Kamis, 18 April 2013

Negosiasi Dengan Mr. Iblis



Negosiasi Dengan Mr. Iblis
Oleh: L.G. Ran

            Kitab-kitab para agamawan sering dan/atau tidak terlepas dari berhubungan dengan tokoh yang namanya Mr. Iblis dan komunitasnya, mafhum semua akan hal itu. Dan yang paling asyik, yang mengaku tidak beragama pun juga mengenalnya, bukan. Sedangkan asumsi umum, menerangkan bahwa ia (Mr. Iblis dkk) adalah pihak yang mengaku dapat diskriminasi dari Tuhan. Alasannya menurutku sepele, “hanya enggak mau bersujud dengan Simbah kita, Nabi Adam”. Padahal, nabi belum pernah ditanya langsung oleh Mr. Iblis – wawancara atau berdialog langsung dengan kejujuran –, apakah ia (simbah) senang tidak dapat penghormatan seperti itu dari Tuhan. Karena spontanitas mengambil kesimpulan, enggak tahunya ia malah dapat murkaNya. Diarsipkan pula kejadian tersebut. Berarti harus ada mediator atau negosiator untuk menengahinya.
            Dengan pertimbahan kehormatan Tuhan jangan sampai terusik – padahal jika diusik juga enggak mempengarui eksistensiNya, beda dengan kehormatan manusia – sebab, keautentikan kitab-kitab yang diberikan pada para agamawan dijaminNya, maklum berkuasa. Maka dari itu, tanpa mengurangi rasa hormat, penulis akan berhati-hati dalam bernegosiasi. Dengan kesadaran hamba yang ‘diberi kehormatan’ tanpa dimintai pertimbangan terlebih dahulu oleh Sang Pemberi, Simbah Adam merasa sedih melihat kemarahan Mr. Iblis yang tiba-tiba – baru disadari sekarang dengan melihat anak cucu yang agak neko-neko.
            Ada kisah delegasi negosiator pertama, dimana saat itu Mr. Iblis mau bertobat tetapi, tetap tidak mau jika disyaratkan menyembah – memberi penghormatan – kepada simbah. Jadi, negosiasi pertama gagal total, masalahnya cucu simbah masih mengharapkan warisan penghormatan seperti sebelumnya. Ironis sekali, dulu Mr. Iblis yang minta dihormati sekarang malah cucu simbah yang meminta - belum ada ‘surat legitimasi’ baru yang memerintahkan untuk menyembahnya, sudah minta jatah yang sama.
            Untuk menjadi ‘manusia baru’ pada zaman sekarang yang menyadari bahwa ‘kehormatan hakiki’ hanya milik Tuhan, sesama makluk mendingan berdamai saja. Damai yang bagaimana, pertanyaannya. Biar sama-sama fear, kami semua makhluk manusia “anak cucu simbah” sepakat untuk menghormati Mr. Iblis dan komunitanya “yang lebih tua” dengan catatan, kita semua sebagai makhluk tetap menyembah Tuhan yang sama, yaitu Tuhan Semesta Alam. Dan selanjutnya, Mr. Iblis enggak perlu harus menyembah makam simbah, seperti syarat yang diajukan tempo dulu – termasuk menyembah kami, tidak perlu itu. Damai, silakan beribadah seperti kepercayaan masing-masing.
            Hubungan ‘inter-alam-goib’ harus dijaga dengan baik sampai Tuhan benar-benar kangen dan mengumpulkan kita kelak. Tidak perlu melakukan intervensi pada anak cucu simbah, sebab kami sedang masa gonjang-ganjing dengan rebutan ‘gelar penghormatan’, cukup memberitakan saja akan perkembangan di alam nyata ini. Silakan Mr. Iblis dan komunitasnya juga melakukan perbaikan yang sama, kami dengar-dengar, komunitas Mr. juga sedang dilanda prahara boring & bored sebab kelamaan hidup – adanya melihat siklus kejahatan manusia yang ‘dejavu-dejavu’ dari generasi ke generasi. Jika memerlukan bantuan akan ‘motivator’, silakan hubungi ‘Kementerian Luar Alam Goib’ (KEMENLAGO), di dunia kami banyak, siap membantu. 
Kalibeber, 19 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar