Minggu, 23 Juni 2013

sajak "itu"



di balik alih alih sajak "itu", ada ameliorasi berorasi menantang elegi 

yang tak elegan dalam hal realita syair cinta



malam alam sunyi bernyayi mengalir air dari pancuran 

kolam wudhu tanpa tutup aling aling klik link link klik



ku tanya nikmat unik tampak gerak detak jarum jam dinding 

sayu sayu saya diam dalam olah kalimat lamat lamat melumat



dingin angin ku peluk air dalam basah basmalah 

tertib tips basuh basuh asuh hingga selimut membalut tubuh labuh



 

wonosobo, 24 juni 2013

Legiran              

Selasa, 04 Juni 2013

KUPINANG DENGAN MAHAR PUISI



KUPINANG DENGAN MAHAR PUISI

Puisiku “mahar” untukmu
Karena kau gila “puisi”
Jika kurang jantan, ambil hatiku (dalam khayalan lho)
Satu hati kirim “HATI”
Bukan gambar namun imaji “bukan” fiksi
Tidak “bohong” atau sombong
Kita buat iri para “puisi posisi”
Puisi posisi “kafaah”
Mau dong
Mau
Neng nong neng gong mbak AMALIA ULFAH
Nikahnya di bahas
Tidak untuk di debatkan
Jodohmu di surga, “kelak”
Dunia hanya tempat singgah “hati gersang”
Penggila Puisi Suka Kamu (PPSK)
‘”walimah” mahal lho eh, tanah.
“Cinta” Khayalan yang Sayang Amel Bukan “Semu”, 

03 Juni 2013

Penulis


Legiran

DI DALAM PENJARA SUCI



DI DALAM PENJARA SUCI
Download sekarang now
Dalam penjara suci kita bersama merajut cinta
“Kapal Api” dan “Rokok Kretek” menjadi sahabat sejati ???
Bumbu yang pass dan sesuai dengan takaran membuat lezat
Lezat rasa dan aroma dalam menikmati semua ras rasa pergaulan
“Kisah Seputar Selebritis” menambah hangat pagi pagi yang suntukku ini
Optimis saling percaya dengan semua saksi untuk menegaskan kasus yang belum jelas
Kasih sayang ibu pada anak nengalahkan semua perempuan yang kalah dengan laki-laki dunia
Perempuan dengan perasaan, laki-laki logika yang tak tahu mau kemana itu logika
Pendengaran nasehat sesama orang tua demi anak-anak itu baik menurutku
Anak menjadi korban jika orang tua berantem terus-menerus
“Super Woman” harus tahu jika capek suami harus tahu
Anak-anak menjadi penghibur “Wonder Woman”
Tolong dong deh suami istri pengertian
Jangan khuwatir semua tahu
Insya Allah semua tahu
Jangan sombong
Nah, jangan bohong, jujur solusi utama dalam rumah tangga
Nenek dan mertua menjadi teman curhat
Harus damai dengan orang tua (mertua) dalam rumah tangga
Saling memuji adalah pemanis rumah tangga
Jangan menghina harus pengetahuan luas HAM
Bukan hampa.
Ikhlas
Las
Ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

Kalibeber, 05 juni 2013
Penulis


Legiran   

Sabtu, 01 Juni 2013

Seperti Ajimat, But A Little

Seperti Ajimat, But A Little
Anda terlalu baik untuk dibenci maupun dikata-katakan dengan kata pujian, Simbah Mumbruh. Namun, saya akan sedikit menulis, apa yang terasa dan terlihat, dan terpapar oleh papan tulis hidup Anda. Dimensi perasaan kekanak-kanakanku, dewasanya paman “om”, luhurnya ‘siwo’ “pak de”, dan cucu-cucu yang masih digendong oleh beliau. Apa yang penulis rasakan hampir selaras atau serasi dengan ‘lirik lagu’ “tak gendong kemana-mana” oleh Mbah Surep, “I love you full.”.  
Tidak hanya ‘gendong lahir’, ‘gendong batin’ pun kami rasakan – mungkin ini hanya perasaan cucu pada Simbah terakhirnya yang berumur lebih dari 70 tahun. Saya benci beliau karena beliau ‘selalu’ dan ‘terlalu’ banyak ‘tahu’ dan ‘mafhum’ dengan masalah kami, meskipun hanya pengetahuan sepihak beliau sendiri – lihat judul bin tema, just fews-little-small. Beliau simbah yang ‘jaim’ banget – penilaian sementara penulis, yangmana beliau tidak suka jika harus bergantung pada orang lain meskipun itu adalah anaknya sendiri, jika mampu malah menawarkan diri untuk membantu – namun suka menolong, suka  silaturahim dengan saudara tua.
Pengakuan dari kebanyakan kami – keluarga besar, khususnya yang tingkatan cucu – sering saya dengar bahwa beliau adalah “wanita tua cerewet”, sedangkan di kepala saya, “menolong itu enggak harus diminta dulu, menawarkan jasa bisa buat senang yang bersangkutan.” Nasehatnya masih teringat – dulu nasehatnya dengan logat dudukulon, dong – yang maaf saya lupa. Sampai-sampai keluarga penulis yang banyak di luar Pulau Jawa – tepatnya Pulau Kalimantan – selalu translit atau menjadikan terminal berkumpul adalah rumah simbah. “uang itu tidak dibawa ke kuburan”, nasehat beliau. Namun – sambung penulis yang berusaha akrab – tabungan yang abadi untuk akherat adalah uang yang habis untuk membantu orang lain, khususnya “keluarga”.  “enggak usah dihitung, mbah! Enggak ‘kehitung’ dan yang ‘dihitung’ hutangnya saja.” Hehehe kita berdua ngekek bareng….
Bersambung……. 08 Mei 2013
‘Ajimat’ di sini mungkin hanya ‘asumsi’ penulis yang mengagumi seorang ‘janda’ dari zaman perjuangan merawat enam anak hingga kami para cucu generasi ketiga – jika dihitung dari beliau. “Wanita tua cerewet” yang kelihatan ‘kejam’ dan ‘serakah’ namun, sebenarnya “sungguh berhati mulia” tanpa label ‘hajah’ (Hj. Mumbruh) tetapi ‘mabrur hidupnya’. Kami generasi muda-dewasa hanya mengenal dan mendalami ‘logika-indra’ tetapi beliau sebagai generasi tua memakai ‘logika-rasa-asih’ yang hanya dirasakan sendiri dalam “alam sepi rindu” – tidak ada teori serakah dan berebut dengan anak cucunya. Menurut penulis, hati beliau adalah 1. Mata laksana permata langka; 2. Hati zambrud;  3. Air mata zam-zam; dan lain sebagainya yang semoga “kekasih Allah SWT.” Satu ini diperkenankan mendapat cinta kasih dari Tuhan Semesta Alam, para malaikatNya, para Nabi-RasulNya, para KekasihNya, dan semua makhlukNya, baik di dunia sekarang hingga akherat kelak seperti janji Tuhan yang diimaninya.
Engkau, Yang Maha Sempurna dalam menebar kasih sayang terhadap semua makhlukMu. Salam sapa dari hambaMu yang bodoh ini, untuk kekasihMu kekasih semua makhlukMu yakni Nabi Besar Penghulu Para Kekasih dan Penghulu cintaMu, Muhammad saw.  

Dudukulon, 09 Mei 2013