Minggu, 28 Juli 2013

Ngawuriyyah Fiktifku

Aku menahan kentut sesering mungkin, mules, dan keluarlah angin itu. santai, kasih... enggak bau kok. hehehe. Sayang, malam ini rembulan menembus awan hitam yang dari sore membanggakan diri. engkau sedang apa, kasih ? Haruskah aku mengajakmu dan membangunkanmu (seperti Rahwana‬ yang menggoda Rama‬) untuk bermanja denganNya ?

Shinta‬ sudah letih -- sepertinya --, harus berulang kali menjadi primadona‬ fiktif. mungkinkah kau penjelmaan para Shinta Shinta abad ini ? Ataukah harus
Rahwana‬ berpura-pura menjadi Qabil‬ yg menghidangkan buah busuk untuk merebut Iqlima‬ dengan mengacuhkan Lubuda‬. dmn Habil‬?

padahal ayah keduanya dengan bijaksana‬ sudah memutuskan. Rahwana, jika engkau romantis‬ jangan pakai politik praktis ya... pisss...Hmm, mungkin Rahwana harus berguru pada Nabi Yusuf‬ as dalam rangka ngopi‬ bareng dan rapat dalam rangka perbaikan negara.


Wonosobo, 29 Juli 2013 
Penullis         


Legiran        


Rabu, 17 Juli 2013

Nggak Baik Muji Diri



Apa yang terjadi dalam diri ini, di kala akal harus mengikuti naluri binatang, yang akhirnya tidak dapat ku puaskan nafsu itu, karena akal sehat masih membayanginya, hingga muncul pertanyaan, apa yang sedang aku lakukan dalam keegoisan individualku ???? memaksa mengeluarkan yang seharusnya tidak untuk dikeluarkan saat ini. Aku tidak akan menyimpulkan hal ini dengan berasumsi, “oh ternyata…..”. Diri ini yang terbentuk atas berbagai alasan-alasan, unsur-unsur, masa, dan tujuan yang ter-Rencana-kan oleh Sumber Kehidupan alam semesta, yaitu Dzat yang Maha Segala Maha yang mustahil salah dan lupa, Allah, Tuhan alam semesta dan seisinya beserta kejadian-kejadian yang atas izin-Nya.
       Dia yang membuka cakrawala baru dalam akal pikiran yang sesat dalam pengembaraan hidup kami, mengenalkan Tuhan dengan cara yang mereka katakan kemesraan. Oh Muhammad kami…kekasih Allah…kekasih kami…cahaya kami….Yang dalam menjelang ajalnya berkata,
“umatku…umatku…umatku….shalat…shalat…shalat….”
Yang mengajarkan kepada kami untuk selalu berikrar dalam shalat,
“Sesungguhnya shalat kami, ibadah kami, hidup kami, mati kami, semuanya milik-Nya…”
Apa yang ada di dalam kepala kami kemaren-sekarang-besok-kelak, sehingga kami harus menelan keluh kesah yang berkepanjangan ??? Ramadhan tahun ini, Terasa beda dari tahun tahun yang sudah berlalu.

Wonosobo, Rabu, 17 Juli 2013
Penulis

Legiran



Minggu, 14 Juli 2013

‘Nepotisme’ Adalah Salah Satu Dari KKN


‘Nepotisme’ Adalah Salah Satu Dari KKN


Sumpek bin malas jika bahas masalah KKN – bukan bersih-bersih ‘kotoran-kotoran nekat’ ya, namun ‘Korupsi-Kolusi-Nepotisme’ – yangmana sejak dulu sudah melekat sangat erat. Nah, yang mengharukan, kenapa KKN hanya dilarang untuk parlementer atau lembaga negara (?), padahal, semua – kebanyakan dari kita yang kekerabatannya erat – nggak menafikan masalah tersebut. Kita ambil contoh, jika suatu keluarga yang besar – umpama sepuluh bersaudara –  mempunyai sawah satu hektar (1 Ha), kemudian akan melakukan panen padi, untuk keakraban pasti mereka bersepuluh atau yang bisa saja untuk ikut serta dalam panen raya itu, bukan (?) – kita berbicara dalam pertanian di desa, yangmana memang suka berbincang-bincang masalah itu.
Menurut penulis, dari uraian kekerabatan di atas – di luar Lembaga Negara – adalah “sah” dan ‘boleh’, malah wajib jika perlu. Tetapi, Keluarga Berencana (KB) adalah progam pemerintah yang sangat populer sekali, sampai saat ini juga. Apabila itu kita sebut sebagai kebaikan bangsa kita atau apalah yang kiranya menjadikan “kestabilan” ‘program pertumbuhan’ tidak membahayakan  ‘progam lain’ – seperti ‘pendidikan’, ‘pangan’, dan ‘lahan pekerjaan’. Hal tersebut belum tentu selesai jika sebatas “tertulis” lalu dibaca dan “ditertawakan  bersama”. (asal nulis ngilangi stres….hmm) “proposale skripsi, brow ?” “enggeh… sambil melampah ‘berjalan’.” 

bersambung....



Wonosobo, 15 Juli 2013

Penulis


Legiran


 


Rabu, 03 Juli 2013

wudhu-kan junub mandi-ku

pagi pagi udah tertampar oleh kata-kata suci-mu yang belum kau wudhu-kan
harus bagaimana aku menanggapinya sedang aku masih punya junub
birahiku akan dunia belum juga reda otakku bernajis
embun pagi sudah lenyap menguap bersama sang surya
dinginnya cuaca menangguhkan niatku tuk bersuci
tahukah kau petapa sengsaranya jiwaku dalam rindu
merintihpun hanya kau tertawakan
mengadu kau anggap gaduh
bukan solusi
kalo cuma teori
perubahan ada di tangan dan tekatmu
Dia yang menuntun
itu kalo kau mau
sekarang.

puisi tanpa fotomu

cinta separuh
perlu waktu tuk menjadi sempurna
seperti bulan

dimana tak perlu dicari
dia akan datang bersama langkah kita
bagaimana kita akan menyambutnya

jika langka beriring putaran
tertulis dalam angka tanda
aku menanda nada yang ada
menulis momentum atau

lewat syahwat redam puasa
tahan asa hingga terasa
bukan paksa benih derita
atau aku ini jika

~~~ puisi tanpa fotomu ~~~