Sabtu, 14 Maret 2015

BERCERMIN

"Ya seperti itu, di sini (Kalibeber) ada Mbah Muntaha, di sana ada Mbah Abdul Karim (Lirboyo), Mbah Kholil (Bangkalan), Mbah Arwani (Kudus), Mbah Dimyati (Tremas), d.l.l. yang dulunya sebagai sesepuhnya. Dan pada zamanya diakui keilmuannya, sampai sekarang diteruskan oleh penerusnya. Setiap tiap latar belakang yang berbeda jelaslah ada kelebihannya dan ada kekurangannya. Masak kita mau mengatakan mereka salah, bisa-bisa kualat nantinya. Kalau dibandingkan berat 'iman' mereka dengan kita yang sekarang, mungkin iman kita nggak ada seberat debu." beliau menjelaskan padaku dengan hati-hatinya.  

"bagaimana dengan mereka yang berbeda? baca saja sudah ngelu." tanyaku. "maksudnya mereka yang mau mengislamkan orang islam, begitu?" memperjelaskan. "ya gimana ya, kalau jaman dulu (Jaman Nabi) tinggkatan orang masuk islam ada beberapa tingkatan. sudah 1437 Tahun. berarti kita tingkatan yang ke berapa?" malah balik tanya padaku yang asyik menyimak. "waktu itu banyak sekali ruksyoh (keringanan) yang diberikan oleh Rasulullah saw untuk beberapa sahabat. baik itu ibadah mahdhoh maupun ibadah sosial." tambahnya. 

"untuk penyampaian khusus dan umum jelaslah mereka para Kiai, Ulama, Ustadz, dan sebagainya mempunyai metode masing-masing." raut mukanya serius. "jadi menurut saya benar semua." saya pun terdiam. sepertinya ini benar-benar serius, dan sepertinya beliau tahu kalau saya masih mamang dan kurang mantab. "lah kamu tidur mulu kerjaannya, hehe...." candanya sambil ngekek.

Kalau yang keindonesiaan,  sudah ada Guru Bangsa dan Guru Rakyat, yang keduanya merangkul semuanya. Mengayomi dan mempertahankan kesatuan bangsa. Kalau nggak bisa dengan alasan seagama (seiman), pakai sebangsa, senusantara, semanusia, sebenua, sebumi, dan "se-" lain-lain yang intinya menghindari kerusakkan yang besar. siapa yang nggak tahu Guru Bangsa? Guru Rakyat? dan sudah banyak berdiri lembaga pendidikan. Apalagi menjelang pemilihan-pemilihan wakil rakyat, jelas hal-hal perbedaan akan memperuncing keadaan. Kita mencari persamaannya, kebaikan-kebaikannya dari setiap yang ada. Biar tahu fungsinya masing-masing, untuk kebaikan bersama.


Malam Minggu 

Rengeng Rengen