Ponpes al asy’ariyyah, 26 april 2011
Ribuan
kali aku menyatakan cinta padamu mengapa dia yang kau terima cintanya ?
Apakah
tidak pantas aku mendampingi hidupmu ?
Tidak usah kau dijawab !
Cinta
memang unik dan aneh, sulit untuk diterka apalagi dipaksakan. Sekarang
aku Cuma mendengar kisahmu dengan dia, meskipun hati bergejolak ingin
merampasmu darinya tetapi tidak bisa. Hanya memandangmu tersenyum
bersama dia suatu hal yang mengasikkan buatku. Istilah lelaki berani
memilih dan wanita berani menolak mungkin cocok untuk kisah ini
menggambarkan dinamika cinta dimasa remaja. Dari SMA dulu, aku sudah
berusaha menyatakan perasaan ini padamu, hingga kau mempunyai kekasih
pertamamu, sabar, kau pindah ke kekasih keduamu, sabar lagi, sampai
kapan kau akan menolakku ?
Semakin aku bersabar semakin kuat pula
aku akan menanti. Kau sudah banyak mematahkan hati para pecintamu, luar
biasa. Sadarku, kini aku memang belum pantas menerimanya, sebab
mencintai diriku sendiri saja aku belum mampu. Mengembaralah kau akan
cinta didalam dunia kesendirianmu, akan kau dapati titik temu yang
mungkin menyadarkan dirimu kalau aku benar mencitaimu. Mengingatmu
buatku sama halnya mengingat kisah cinta suci idolaku, yakni rasulallah
saw dan siti Khotijah. Tetapi aku bukan Beliau yang begitu mulianya,
sedangkan siti Khotijah merupakan wanita yang mempunyai talenta suri
tauladan seluruh dunia. Indah, beliau memilih Rasulallah saw dengan
pertimbangan yang amat mengesankan, memilih akhlak pemuda yang baik,
memancarkan cahaya cinta keseluruh dunia lewat aura ke-robaniah yang
dimiliki Beliau saw. Hingga meninggal dunia pun Rasulallah saw tetap
mencitai dan merinduinya mengalahkan istri-istri setelahnya walaupun
dari lahir, fisik melebihinya, tidak bisa membuat surut cinta Rasulallah
saw padanya.
Aku hanyalah seorang pemuda pemimpi yang hanya bisa
berkhayal akan menikmati kisah tersebut, apalagi harus seperti kisah
Sulaiman as. Yang menaklukkan ratu Bulgis dengan ilmu dan kerajaan yang
megah karunia dari Tuhan itu, Jangan mimpi sayang ! saran dari seorang
bijak, coba kau ambil cermin yang besar di kamarmu dan bercerminlah
dirimu itu, pasti kau akan melihat petapa buruknya dirimu di depan
cermin. Okey lah, jika Tuhan meciptakan kamu sebaik-baiknya penciptaan
melebihi makhluk ciptaan lainnya, namun dirimu sendiri yang merusaknya
dengan akhlak tercelamu, bukan ! apologi apa yang akan kamu lontarkan
untuk membela dirimu dari kalimat “kamu sudah mendzalimi dirimu.”,”sudah
takdir !” jawabmu. Apalagi itu, takdirmu adalah menjadi
khalifatul-ard
(pimimpin dunia), cih ! apa benar itu ? memimpin diri sendiri saja sudah
kewalahan apalagi menjadi khalifah dunia, mana bisa !? masalah wanita
seperti dia saja bisa menggoyahkan dirimu dari jalan yang digariskan
oleh Tuhan, masyaallah...
“wanita cantik sekali di multazam...
Amal apa jika itu kurnia ? dosa apa jika itu coba ?” sajak Gus Mus
menggambarkan kekagumannya pada seorang wanita. Didunia ini wanita
merupakan delema alam yang luar biasa, bagaimana bisa ? kamu Tanya. Adam
as. Saja meninggalkan surga beralih ke dunia salah satunya dengan sebab
wanita (siti Hawa), Rasulallah saw menguatkan hati dalam dekapan Allah
swt dan wanita (siti Khotijah), kekejaman fir’aun tunduk oleh wanita
(siti Aisyiyah) hingga menjadikan Musa as selamat akan murkanya, Hittler
pun sama tunduk pada wanita, Soekarno, Soeharto, dan banyak lagi contoh
lainnya yang Allah swt memberi kemuliaan pada wanita hingga dalam al
qur’an ada surat wanita (an Nisa’). Bagaimana dengan diriku yang manusia
biasa yang tidak ada tingkatan bila dibandingkan dengan mereka para
tokoh dunia.
Coba kita tilik dari asal usul kejadian lelaki dan
wanita, yang pertama Tuhan menciptakan Adam as sebagai manusia pertama
kali, tentunya bukan sebangsa kera seperti teori Darwin cs kemudian,
baru siti Hawa yang dalam kisahnya diambil dari tulang rusuk Adam as
sebagai teman hidup disurga (konon Adam as kesepian sendirian di surga
sebelum diciptakan siti Hawa), akankah dia yang kau pilih itu adalah
jelmaan dari tulang rusukmu yang hilang ? karena Tuhan menciptakan
makhluk di alam semesta ini semua berpasangan, jelasnya, lelaki-wanita,
langit-bumi, tampan-cantik, cinta-sanyang, aku-dia, kamu-dia, dia-dia,
dan lain sebagainya, mengingatkan kita ketika belajar bahasa Indonesia
pada bab “antonym=perlawanan kata”. Dan ada lagi, bagaimana jika
berpoligami atau poliantri, apa tulang rusuk kita diambil lebih dari
satu ? aghhh… masalah itu masuknya ke takdir jodoh dan kodrat iradat
Allah swt karena, hanya dia lah yang mengetahui tentang hal tersebut.
Apa
tugas dari masing-masingnya ? kalau dalam kitab suci al Qur’an ada yang
menerangkan bahwa lelaki itu pemimpinnya. Dalam prakteknya masih juga
ada yang bertolak belakang dari aturan diatas, hak asasi manusia (HAM)
meminta semua sama, baik lelaki dan wanita punya hak yang sama di kaca
mata dunia. Padahal dari bentuk dan fungsinya banyak perbedaan, bukan ?
dari postur tubuh hingga pemanfaatannya. Itu masih diperbicangkan di
public belum kelar juga, gender, waris, pekerjaan, augh ah, kalau
Menurutku tugasnya itu adalah untuk menjadi pelengkap hidup dari
masing-masing atau the life partner. Dalam tanda kutip, yang sesuai
dengan tatanan norma agama dan norma kesusilaan dong.....dalam kurung,
tidak semaunya sendiri. Exemple, ingin ini ingin itu dari yang bukan
milik sah kita harus di-SAH-kan, barang yang illegal dalam hukum
nasional kan tidak boleh digunakan, dalam pembahasan ini tentunya “GET
MARIAGGED” dengan prosedur yang sesuai dengan kesepakatan agama dan
Negara.
Kembali pada pada tema di atas, yang harus malu disini
siapa ? sang uswatun khasana “Rasulallah saw” menasehati kita, kalau
malu itu sebagian dari iman. Jadi, yang harus malu jelas semua yang
mempunyai iman dihatinya, bukan iman sang munafik lho...oleh
lisan-terukir dalam hati-dipertontonkan ke perbuatan, nah itu iman yang
mukmin kemudian menuju ke shalehnya amal hidup. Suka ke wanita atau
sebaliknya jika belum dilegalkan harus “MALU”, tetapi pacaran sudah
biasa kok yang penting tidak neko-neko saja, kayak minta
tangan-pipi-dada-... dalam kurung
ZINA huruf capital
plus blod/tebal. Kalo Cuma lihat, sms, telpon, ngasih kado, ngirim
salam, ngrim doa, makan bareng, jalan bareng, belajar bareng, blab la
bla yang serba
B A R E N G bagaimana ???????? kalo itu
Tanya pak Ustadz saja ya !!! sebab penulis juga pingin seperti itu Cuma
belum ada kesempatan saja. Geeerrhh ummmm geleng kepala berucap
masyaallah plus cek cek cek...