Anak Pemalu
Oleh: Legiran
Mengamati anak kecil yang
malu-malu kalo mau ketemu, biar gak malu diapakan ya? padahal jauh-jauh datang
untuk pingin ketemu? dipaksa masuk tapi gak mau. Sebut saja namanya Si Udin,
anak yatim piatu yang ‘harus’ dan ‘rela’ bertahan di SD di luar kota
kelahirannya – ditempatkan di asrama bersama teman-temannya yang senasib.
Karakter anak ini adalah ‘nekat’, padahal umurnya sekitar 9 tahun, hmm. Dia itu
adik angkat dari temanku yang kemaren baru saja wisuda di UIN Kalijaga Yogya,
fakultas siyasyah. Sorot mata yang ‘liar’ dan ‘manja’ mencari teman atau tempat
berlabuh, meskipun hanya ditemani duduk-duduk sambil nanya apa saja yang
membuatnya enjoy dari “tekanan batin”.
Penilaianku, dia lebih
‘tabah’ daripada saya yang dikit-dikit ‘galau’, meskipun harus menahan ‘tangis’
saat dihadapan saya. Saya hanya bilang, kalo mau nangis jangan kesini, masak
cowok cengeng? Godaku. Padahal dalam hal ini, saya lah yang ‘paling cengeng’
jika bertemu orang tua yang hati ini sudah terpaut padanya – merasa nyaman jika
disamping beliau. Namun, saya nggak ingin dia seperti itu. Nekatnya, dia itu
berani berbohong pada saya, meskipun saya tahu kalo dia bohong, tapi pura-pura
nggak tahu. Ditanya, “lapar?” jawabnya ‘geleng’ – penegasan enggak. “Ada perlu
apa?” kejarku. “pingin sms mas suci.” Jawabnya malu-malu. Hari ini dia
benar-benar malu-semalu-malunya, hanya datang di depan kamar lalu mondar-mandir
sambil ngelakuin apa saja “basa-basi” menahan entah “kata apa” yang sedang
disembunyikan.
Jadi, itulah saya yang
“kalah di dunia nyata” hampir senasib, maaf sahabat kecilku atas keterbatasan
diri ini. Semoga Allah Sang Pengayom hambaNya selalu menyayangimu, mengasihimu,
membimbingmu, hingga bisa tentram hidupmu. Aaamiin ya Allah, ya Mujibasaa
iliin… salam sejahtera semoga selalu untuknya, kekasih para kekasih, cahaya
alamMu, Muhammad saw. ampuni kami ya Allah,
Wonosobo, 04
Oktober 2013