‘Nepotisme’ Adalah Salah Satu Dari KKN
Sumpek bin malas jika bahas masalah KKN – bukan bersih-bersih
‘kotoran-kotoran nekat’ ya, namun ‘Korupsi-Kolusi-Nepotisme’ – yangmana sejak
dulu sudah melekat sangat erat. Nah, yang mengharukan, kenapa KKN hanya
dilarang untuk parlementer atau lembaga negara (?), padahal, semua – kebanyakan
dari kita yang kekerabatannya erat – nggak menafikan masalah tersebut. Kita
ambil contoh, jika suatu keluarga yang besar – umpama sepuluh bersaudara – mempunyai sawah satu hektar (1 Ha), kemudian
akan melakukan panen padi, untuk keakraban pasti mereka bersepuluh atau yang
bisa saja untuk ikut serta dalam panen raya itu, bukan (?) – kita berbicara
dalam pertanian di desa, yangmana memang suka berbincang-bincang masalah itu.
Menurut penulis, dari uraian kekerabatan di atas – di luar Lembaga Negara
– adalah “sah” dan ‘boleh’, malah wajib jika perlu. Tetapi, Keluarga Berencana
(KB) adalah progam pemerintah yang sangat populer sekali, sampai saat ini juga.
Apabila itu kita sebut sebagai kebaikan bangsa kita atau apalah yang kiranya
menjadikan “kestabilan” ‘program pertumbuhan’ tidak membahayakan ‘progam lain’ – seperti ‘pendidikan’,
‘pangan’, dan ‘lahan pekerjaan’. Hal tersebut belum tentu selesai jika sebatas
“tertulis” lalu dibaca dan “ditertawakan
bersama”. (asal nulis ngilangi stres….hmm) “proposale skripsi, brow ?”
“enggeh… sambil melampah ‘berjalan’.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar