PeDeKaTe
Selanjutnya, untuk melewati dia atau mendekatinya
aku menggunakan Strategi sun tzu no 13,
“Kagetkan ular dengan memukul
rumput di sekitarnya.”
Ketika anda tidak mengetahui
rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan.
Perilakunya akan membongkar strateginya.
Perilakunya akan membongkar strateginya.
© kita
tidak tahu strategi lawan
© serang lawan dengan kesan kejutan
© pelajari reaksi lawan
© lawan akan menunjukan strateginya pada
perlawanan serangan kita
© cari cela lawan
© buat seindah mungkin serangan kita jangan
sampai terbaca oleh lawan.
Yang
aku lakukan tidaklah seperti kisah cinta pada umumnya, dalam langkah-langkah di
atas akan aku jelaskan lebih terperinci lagi di bawah ini.
Langkah pertama, “kita tidak tahu strategi
lawan” ( di sini dia yang aku maksud). Aku memang tidak paham akan gaya
bertahan, gaya melawan, dan terutama visi misi hidupnya. Sehingga langkah
pertama ini aku mencoba untuk mengetahui tentang dia secara spontanitas respon
yang akan dia lakukan. Ternyata memang agak sulit, karena ketenangan jiwanya
lumayan stabil sehingga aku harus melewati waktu satu setengah tahun untuk
melakukan penyerangan ini. Yang aku lakukan adalah menyerangnya lewat public,
dalam hal ini medianya teman kelas, teman kamar, dan keluarganya. Aku
menunjukan pada public bahwa aku suka dengannya, melalui SMS, telpon, facebook.
Mencoba membuat puisi untuknya meskipun tidak dibalas atau dianggap lebay, dari
puisi klasik para pujangga kuno sampai lagu-lagu romantis dimodifikasi
menyesuaikan keadaan, kemudian di up load
ke dalam status facebookku. Menelpon, dalam hal ini masalahnya dia tidak mau
mengangkat telpon dariku, kalopun diangkat yang bicara malah teman dekat saat
bersamanya. Aku pun tidak surut dalam melakukan serangan itu, dan sasaran
selanjutnya adalah calon kakak ipar. Mengakrabinya lewat telpon, yang
ditanyakan tidak jauh dari info-info penting tentang dia yang aku butuhkan
untuk mengetahui karakternya, teman kamarnya juga seperti itu. Sehingga lewat
public ini lah dia menunjukan jati dirinya, dia mulai terpancing untuk
mengikuti scenario yang kita harapkan.
Langkah
kedua, “menyerang dengan kesan kejutan”, ini aku lakukan dengan kehati-hatian
yang penuh ketegangan. “kalo memang kamu suka, buktikan !!!” isyaratnya yang
disampaikan lewat mediator yaitu teman akrab tentunya. Seperti apakah itu ? aku
tidak berani terang-terangan, sehingga aku melakukan serangan kejutan lewat
perhatian kepadanya dari jauh, seperti mengerjakan tugas kampus bersama sambil
sesekali mencuri pandang (meskipun masih canggung plus grogi antara dia dan
aku), hadiah, salam, dll. Pernah dia sekali mengganti nomor ponselnya, dan
setengah tahun aku tidak bisa menghubunginya. Dengan mendapatkan nomor barunya,
lewat teman yang tidak disangka olehnya merupakan kejutan yang luar biasa,
karena teman-teman yang biasa jadi partner aku jelas udah di kasih ultimatum
untuk tidak boleh memberikan kepadaku. Pertama kali aku sms ke dia, pertanyaan
“dari siapa aku mendapatkan ?” aku jawab, “dari teman fakultas Dakwa yang
sekarang diganti fakultas Konsospol”. Dia akan menerawang siapakah gerangan dia
??? jelas, semakin terkejut dia dan semakin jengkel tentunya dengan adanya
sekutu baru punyaku.
Langkah
ketiga dan keempat mungkin cukup diwakili dengan penjelasan dari langkah kesatu
dan kedua diatas. Okey, kita langsung langkah kelima, “cari cela lawan”. Cela
yang ditunjukan dari dia sudah mulai banyak meskipun ini melalui
penafsiran-penfsiran pribadiku, serangan lewat kesukaannya dan ideologi baru
yang berlawanan dengan ideologinya merupakan strategi jitu yang bisa membuat
dia sulit untuk menebaknya. Mengikuti jalan kesukaannya dan menyerang dengan
ideologi baru lumayan cukup mengena, seperti dia suka coklat kita beri dia
coklat, dia suka Habbib Syeich aku suka Kenduri Cinta, dia suka baca al-Quran
aku suka baca komik, dia pendiam aku cerewet dikit. Itu semua untuk mengimbangi
apa yang sudah menjadi idiom bahasa keilmuan dia dan aku, bisa dikata, biar
tidak monoton pembahasannya.
Langkah
keenam, “buat seindah mungkin serangan kita jangan sampai terbaca oleh lawan”,
kata INDAH disini apa maksudnya ??? sebab kata indah relative, dari sudut mana
penilaian itu dilakukan dan oleh siapa orang yang memberi penilaian ? jelasnya,
penilaian ini dilihat dari sudut religi, psikolog, dan norma-norma yang dipakai
dalam masyarakat social kita. indah menurut Religi, mungkin seperti kisah novel
Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburahman Elzam, kisah klasik
nabi Yusuf as dan Siti Yulaikhoh, nabi Suliman as dan ratu Bulgis yang tertuang
dalam al-Qur’an al-Karim, nabi Muhammad saw dan Siti Khotijah dalam kisah hidup
beliau saw yang diabadikan oleh umat Islam, dll. Untuk psikolog, Laila majnun
dan qoits dalam kisah seribu satu malam, Romeo dan Juliet kisah yang bisa
menjadi momentum Valentine, Rama dan Sinta kisah yang menjadi perang rahmayana,
dll.
September, 01, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar