Siapa
Berlian itu, apa bersaudara dengan Mustika dan Zamrud atau Yakut dan Mutiara?
Bebatuan yang tertempa beberapa peristiwa alam, menjadikannya mengkilap,
membuat mata terpana ketika melihatnya, harganya luar biasa. Arang adalah
sisa-sisa dari kayu yang terbakar, yang apabila terkena api lagi ia akan
menjadi abu. Kita jelas mafhum, tidaklah sekufu hubungan antara Arang dan
Berlian, dipastikan sangat jauh bandingannya hingga mustahil setara. Padahal
bentuk mereka berdua sama, timbangannya sama, dan kebetulan keduanya ditemukan
dalam grobak sampah oleh seorang Alim Ulama yang hendak membuang sampah, limbah
dapur keluarganya. Sang Alim Ulama ini melihat si Arang jatuh di sebelah si
Berlian, letak mereka sangat dekat, berjarak dua jari yang sedang ber-pose selayaknya
orang mengatakan peace pada yang melihatnya. Di situlah mereka berdua
jatuh cinta dan ditemukan oleh Sang Alim Ulama, dan membuat heran perbuatan
kedua makhluk itu, belum pernah terbayangkan olehnya pada waktu itu bisa mendapat
pengetahuan tentang kisah kasih Arang dan Berlian dalam hidupnya.
Dilihat
dari tiga kategori, bibit-bebet- bobot-nya jelas si Arang mendapat
keberutungan akan kejadian tersebut. Sedangkan si Berlian tidaklah merasa
mempermasalahkan hubungan itu, karena ia wanita yang sholehah. Untuk pandangan
umum, Arang, jelas lelaki yang akan membuat kehidupan Berlian tidak seindah kedudukannya yang tercipta dalam
keindahan. Jika cuaca alam ini mendampingi mereka berdua, sudah dipastikan
Arang tidaklah bertahan lama melawan panas dan hujan musim kehidupan.
Cantiknya, hartanya, keturunannya, dan agamanya si Berlian sungguh jauh
dibanding si Arang, tetapi cinta membutakan mata mereka berdua. Sungguh, Sag
Alim Ulama ini tidak tahu ‘amal’ apa yang telah diperbuat si Arang sehingga ia
memperoleh cinta Berlian. Padahal beliau mempunyai Zamrud, seorang anak semata
wayang yang masih melajang dan terpelajar, dan ada sedikit terbesit dalam
hatinya untuk menikahkan anaknya daripada si Arang itu. Apalah daya, “nikmat
adalah cobaan, musibah juga cobaan, semoga bukan laknat” mungkin masih bisa
dipertimbangkan.
Setelah
dibawa kerumah Sang Alim Ulama, mereka berdua bercengkrama selayaknya saling
memahami antara satu sama lain dengan si empunya rumah. Pemuda tampan dan
berwibawa membawakan minuman dan hidangan ke ruang tamu atas perintah ayahnya
untuk tamu mereka. Kemudian ayahnya memperkenalkan tamunya pada anaknya, dan
memperintahkan untuk ikut nimbrung dengan mereka, karena usia mereka tidak jauh
beda. Seakrab mungkin mereka bertukar pengalaman seperti layaknya keluarga
sendiri, hingga tidak sengaja si Arang menanyakan calon pendampingnya Zamrud.
Ia pun menjawab dengan tidak meninggalkan gaya khas canda pemuda, “carikan
dong! haha” sambil tertawa melepas penat di kepala jika ditanya masalah
privasi. “oh iya, kalian sudah bekerja belum?” balik Zamrud menggoda pemuda
pemudi yang sedang dimabuk cinta. Berlian tersenyum, Arang menjawab dengan gaya
gentle, jelas ia sedang melakukan manuver kejantanan di zona kehormatan
seorang lelaki, “belum, dan akan segera. Insyaallah.”. “haha, santai di
perusahaan ku masih membutuhkan tambahan karyawan untuk laki-laki semangat”.
“untuk Berlian, aku ada kenalan cewek, Kumala namanya, yang mungkin bisa
membantu, besok kalo senggang bisa main ke kantornya. Bilang saja, temannya
Zamrud! Pasti ia paham.”, dengan gaya santainya yang cool menghantarkan
pencerahan pada kekalutan hati kami yang tersembunyi. 28 11 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar