Negosiasi Dengan Mr. Iblis
Oleh: L.G. Ran
Kitab-kitab para agamawan
sering dan/atau tidak terlepas dari berhubungan dengan tokoh yang namanya Mr.
Iblis dan komunitasnya, mafhum semua akan hal itu. Dan yang paling asyik, yang mengaku
tidak beragama pun juga mengenalnya, bukan. Sedangkan asumsi umum, menerangkan
bahwa ia (Mr. Iblis dkk) adalah pihak yang mengaku dapat diskriminasi dari
Tuhan. Alasannya menurutku sepele, “hanya enggak mau bersujud dengan Simbah
kita, Nabi Adam”. Padahal, nabi belum pernah ditanya langsung oleh Mr. Iblis –
wawancara atau berdialog langsung dengan kejujuran –, apakah ia (simbah) senang
tidak dapat penghormatan seperti itu dari Tuhan. Karena spontanitas mengambil
kesimpulan, enggak tahunya ia malah dapat murkaNya. Diarsipkan pula kejadian
tersebut. Berarti harus ada mediator atau negosiator untuk menengahinya.
Dengan pertimbahan
kehormatan Tuhan jangan sampai terusik – padahal jika diusik juga enggak
mempengarui eksistensiNya, beda dengan kehormatan manusia – sebab, keautentikan
kitab-kitab yang diberikan pada para agamawan dijaminNya, maklum berkuasa. Maka
dari itu, tanpa mengurangi rasa hormat, penulis akan berhati-hati dalam
bernegosiasi. Dengan kesadaran hamba yang ‘diberi kehormatan’ tanpa dimintai
pertimbangan terlebih dahulu oleh Sang Pemberi, Simbah Adam merasa sedih
melihat kemarahan Mr. Iblis yang tiba-tiba – baru disadari sekarang dengan melihat
anak cucu yang agak neko-neko.
Ada kisah delegasi
negosiator pertama, dimana saat itu Mr. Iblis mau bertobat tetapi, tetap tidak
mau jika disyaratkan menyembah – memberi penghormatan – kepada simbah. Jadi,
negosiasi pertama gagal total, masalahnya cucu simbah masih mengharapkan warisan
penghormatan seperti sebelumnya. Ironis sekali, dulu Mr. Iblis yang minta
dihormati sekarang malah cucu simbah yang meminta - belum ada ‘surat legitimasi’ baru yang
memerintahkan untuk menyembahnya, sudah minta jatah yang sama.
Untuk menjadi ‘manusia
baru’ pada zaman sekarang yang menyadari bahwa ‘kehormatan hakiki’ hanya milik
Tuhan, sesama makluk mendingan berdamai saja. Damai yang bagaimana, pertanyaannya.
Biar sama-sama fear, kami semua makhluk manusia “anak cucu simbah”
sepakat untuk menghormati Mr. Iblis dan komunitanya “yang lebih tua” dengan
catatan, kita semua sebagai makhluk tetap menyembah Tuhan yang sama, yaitu
Tuhan Semesta Alam. Dan selanjutnya, Mr. Iblis enggak perlu harus menyembah
makam simbah, seperti syarat yang diajukan tempo dulu – termasuk menyembah kami,
tidak perlu itu. Damai, silakan beribadah seperti kepercayaan masing-masing.
Hubungan ‘inter-alam-goib’
harus dijaga dengan baik sampai Tuhan benar-benar kangen dan mengumpulkan kita
kelak. Tidak perlu melakukan intervensi pada anak cucu simbah, sebab kami
sedang masa gonjang-ganjing dengan rebutan ‘gelar penghormatan’, cukup
memberitakan saja akan perkembangan di alam nyata ini. Silakan Mr. Iblis dan
komunitasnya juga melakukan perbaikan yang sama, kami dengar-dengar, komunitas
Mr. juga sedang dilanda prahara boring & bored sebab kelamaan hidup –
adanya melihat siklus kejahatan manusia yang ‘dejavu-dejavu’ dari generasi ke
generasi. Jika memerlukan bantuan akan ‘motivator’, silakan hubungi ‘Kementerian
Luar Alam Goib’ (KEMENLAGO), di dunia kami banyak, siap membantu.
Kalibeber, 19 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar