Sabtu, 03 Maret 2012

DI JALAN MENEMUKAN OBROLAN

bajingan aku....kata yg di anggap tidak baik oleh umumnya mungkin menjadi hinaan untuk diri ini. bukankah kata santun yg di ajarkan oleh para orang 'alim itu lebih baik !? seperti tasbih, tahmid, atau apalah yang kata orang-oang soleh ato yang hampir soleh bisa menjadi penenang hati mereka. namun bagiku, kadang bisa penenang kadang juga bisa menjengkelkan, pengakuan hati. kata-kata seperti diancok, anjing, setan, bajingan, dan teman-temannya itu malah bisa membuatku damai kalo lagi marah, mungkin sangking kotornya hati ini kali !? pada setan pun tidak berprasangka buruk, ngopi kata Mbah Mustofa Bisri.

berbuat baik adalah hal yang di sukai oleh Tuhan dan juga oleh manusia, kalau manusia ya gak semua lah....dalam ayat-ayat Tuhan diterangkan. eeeealah....hati ini malah jadi sok oleh hal itu, berbangga diri. padahal baru berbuat sedikit kebaikan loh...masih banyak dosanya. begitu mau ngaku bahwa dirinya orang baik. lumayan lah....dalam pikirku. dalam ilmu tasyawuf, masih banyak lagi rinciannya. berbuat baik sebab ada si A, karena Si B, sebab itu, karena ini, dan kalo ditotal jumlahnya 00.......nol besar. ya ampun....begitu masih mau ngaku orang baik.

ilmu sedikit gayanya sudah merasa hebat yang bisa menilai orang lain. edan......menulis banyak kata bijak bahkan menghafal ayat-ayat Tuhan, kisah nabi plus hadisnya, kisah-kisah orang soleh beserta nasehatnya yang mengajarkan kesempurnaan hidup berjubal di dalam kepala, sesak di dada tak teraplikasikan dalam dunia nyata, kesehariannya. dalam komputer banyak program atau aplikasi namun belum terinstal. sesudah diinstal yang memakainya kurang maksimal. lucu.....
apalagi dia sekarang masuk ke dalam lembaga penghafal ayat-ayat Tuhan. tempat itu haram bagi orang-orang yang berangan besar tapi nol realita, meskipun ada yang yang menerangkan kalau cuma baca bisa dapat pahala......untuk aku yang suka melihat, mendengar, berpikir, berkhayal, dan kalau praktek banyak ngeluhnya, asu tenan !!!

jika berjalan, dalam benak ini banyak mata yang mengawasi, sehingga dia harus berakting sebaik mungkin, berakting layaknya aktor kondang. bodoh !!! herannya, ada orang yang menganggapnya baik, maklum jadi orang harus berkhusnudzon pada orang lain. haha...ketawa aku dalam hati. sampai-sampai ada yang yang sangat kagum atau terpesona dan meniru perilakunya. setahuku sih dia itu ngurus diri-sendiri aja gak pecus, mau di tiru apanya ??? dalam prinsip sejelek-seleknya orang ada baiknya (dalam syairnya Kyai Ma'ruf sragen). aduh...aduh...orang ini. dia paling cuma bakat jadi pendongen, pandai ngomong (arab, inggris, mandarin, jawa, indo, bahkan hewan bisa dia tirukan). katanya banyak yang bijaksana, maklum lah...dia kan sarjana plus tinggal di pesantren....dia hanya pengemis kawan....pemalas, munafik, fasik, pendosa, pecundang, pemboros, baqil, pokoknya duniawiah banget lah !!!

ya Tuhan....engkau sebaik-baiknya yang menutupi aib hamba-Mu, pengayom, pemelihara alam semesta...ampuni aku yang tak paham ini.

 kalibeber ,04 maret 2012

Kamis, 02 Februari 2012

GODAAN CALON PENGHAFAL AL-QUR'AN


Setiap jalan menuju kebaikan mesti dipenuhi “duri” yang menghalangi “pejalan kaki” untuk sampai pada tujuan. Allah swt secara eksplisit menyatakan bahwa siapa saja yang ingin meraih derajat keberuntungan (ashabul maimanah), dia dipersyaratkan untuk mampu melewati “al-‘aqabah (jalan mendaki)”. Demikian juga halnya dengan kegiatan menghafal al-Quran, tidak alfa dari godaan tersebut.

Menghafal al-Quran merupakan aktifitas yang sungguh sangat mulia, baik di hadapan Allah maupun dalam pandangan manusia. Sedemikian banyak waktu yang tercurah, konsentrasi pikiran yang terpusat, bahkan tenaga dan biaya juga ikut terkuras. Semua diniatkan untuk gapai ridlo Allah, tanpa ada hasrat sedikitpun menjadikannya sebagai sumber penghasilan ataupun sanjungan. Di balik kilau cahaya kemuliaan tersebut, tersembur pula serabut-serabut duri “godaan” yang senantiasa menghadang sewaktu-waktu. Jadi, siapapun yang pernah menjalani proses mengahafal al-Quran bisa dipastikan pernah merasakan pahitnya cobaan dan manisnya godaan.

Tentu, jenis cobaan dan godaan tiap-tiap orang berbeda. Adapun kemampuan menghalau godaan itu sangat tergantung pada tingkat ketulusan niat dan kedalaman iman yang terpatri di hati. Cobaan dan godaan calon penghafal al-Quran muncul dari dua arah; eksternal dan internal. Di samping menjadi faktor pendukung kegiatan menghafal, Orangtua atau keluarga seringkali juga menjadi faktor penghambat. Si santri sebelum berangkat untuk menghafal al-Quran acapkali orangtua atau keluarga mengatakan: “nak, mumpung umurmu masih muda teruskan sekolahmu saja hingga ke perguruan tinggi, agar mudah cari pekerjaan. Nak, waktu tiga atau empat tahun untuk menghafal al-Quran itu cukup lama dan memakan biaya banyak, namun tidak ada ijazah yang bisa digunakan melamar pekerjaan, bagaimana nasib masa depanmu kelak? Nak, menghafal al-Quran itu usaha yang berat dan lebih berat lagi menjaganya, kenapa kamu kok cari sesuatu yang susah, untuk apa?”. Mendengar ucapan demikian, si santri biasanya mentalnya langsung drop (anjlok) lalu mulai bimbang dan akhirnya tidak jadi menghafal. Inilah contoh cobaan eksternal yang bisa mengubur “cita-cita suci” itu.

Tak kalah hebatnya, cobaan internal juga mampu membuat si santri terperosok ke jurang kegagalan. Godaan “lawan jenis” menempati urutan pertama dari cobaan-cobaan internal yang ada. Semenjak saya membuka layanan konsultasi tahfidz online di blog cahaya qurani dua tahun lalu, 80% keluhan kesulitan menghafal dari para penanya adalah godaan asmara, terutama setelah hafalan mereka sampai pada sepertiga terakhir (juz 20 keatas).

Memang agak misterius, apakah godaan itu satu paket (built-in) dengan al-Quran yang akan dihafal, ataukah itu gejala pubertas biasa yang dialami hampir semua remaja usia dua puluhan tahun? Ibarat virus, godaan asmara ini mampu menggerogoti konsentrasi dan keseriusan hafalan. Betul sekali sebuah ungkapan al-Quran, bahwa Allah tidak akan memberikan dua hati sekaligus dalam tubuh satu orang (min qalbaini fi jaufih). Menghafal al-Quran tergolong “mega proyek” lantaran ia butuh energi dan perhatian yang luar biasa. Ada 6000-an ayat (77436 kata) yang akan ditransfer ke memori otak, di sini diperlukan ketangguhan fisik dan psikis, serta konsistensi dalam kurun waktu 1-3 tahun. 

Umumnya, otak kita mampu mentransfer satu halaman al-Quran dalam waktu satu jam dengan kondisi kesehatan fit dan full konsentrasi. Namun, jika konsentrasi menurun 20-30% saja, maka waktu yang dibutuhkannya menjadi dua kali lipat alias dua jam. Lalu bagaimana dengan konsentrasi yang hanya tersisa 30%? Mungkin butuh waktu satu minggu untuk menghafal satu halaman saja.

Biasanya santri yang terinfeksi virus asmara saat menghafal, adalah santri yang “mudzabdzab (cita-citanya mengambang)” dan santri yang “ikut-ikutan” tanpa ada landasan pemikiran yang kokoh. Ibarat sapu lidi, yang ikatannya kuat akan susah dimasuki lidi lagi. Pikiran yang kurang fokus, akan menyisakan ruang-ruang kosong dalam otak dan itu rentan kemasukan “virus asmara”, lalu ia mengendap dan mengakar kuat dalam sel-sel syaraf. Tidak salah memang jika alm. Meggy Z mendendangkan: “rasa cinta pasti ada pada makhluk yang bernyawa”. Layaknya seorang tamu, kadang cinta itu hanya mampir sesaat saja dalam bayangan. Tapi bila pemiliknya betah berlama-lama dengan tamu itu, semakin susah pulang tamu itu, bahkan ikut tinggal bersama.

Hidup itu sebuah pilihan, masing-masing ada konsekwensinya. Keputusan kita untuk menghafal al-Quran mengandung beberapa konsekwensi, diantaranya: kurang tidur, waktu santai begitu sempit, sering pusing, studi lanjut mungkin terhenti. Tetapi, di balik itu semua, yakinlah bahwa otak kita akan semakin cerdas, sikap kita semakin bijak, masa depan insyaallah dicukupi oleh Allah. Sebaliknya, hidup glamour dan menuruti hawa nafsu di waktu muda mengandung konsekwensi hidup yang sempit, mudah stress (ma’isyatan dlankan). Marilah wahai saudaraku, kembali ke starting point (khittah) dimana niat telah bulat dan rencana sudah matang untuk menghafal. Rel harapan yang mulai agak belok segera diluruskan agar kereta sukses melaju cepat menuju cita-cita suci nan abadi.

Dalam beberapa kasus, santri penghafal al-Quran itu mempunyai daya pikat dan memiliki pusaran magnet karisma yang kuat, sehingga “permintaan” untuk menjadi pendamping hidup sering melimpah. Kemana saja orang berebut untuk mendapatkan sang idola ini. Sisi lain, proses menghafalnya belum tuntas dan upaya pendalaman ulumul quran-nya juga belum tersentuh. Tawaran menggiurkan ini biasanya datang dari keluarga pesantren, pemilik perusahaan, saudagar kaya dll. Akibatnya, beberapa tunas harapan ini rela dipetik kendati hafalan dan ilmunya masih prematur. Walhasil, harapan untuk menjadi penghafal al-Quran terkubur pelan-pelan lalu hanyut menghilang bersama waktu. Seandainya godaan tersebut dituruti, kita sesungguhnya pada saat itu telah terjebak nafsu dengan berdalih mengikuti irama takdir, padahal masih memungkinkan untuk bersabar sejenak, berupaya maksimal, sebab hal ini menjadi poin tertinggi dalam menapaki tangga kesuksesan hakiki di sisi Allah. Bukankah besarnya upah itu ditentukan oleh besarnya keletihan (al-ajru biqadril kaddi)?
  
Cobaan atau godaan lain yang perlu diwaspadai adalah rasa kurang konfiden (percaya diri). Seakan orang lain begitu cepat dalam menyelesaikan hafalannya atau seakan begitu susah kita melancarkan hafalan dan tidak ada progres sama sekali bahkan hafalannya sering tambal-sulam, timbul-tenggelam, jatuh-bangun. Sekiranya dianggap bahwa hanya kita sendiri yang seperti itu, yakinlah semua orang yang menghafal al-Quran pasti pernah memiliki perasaan “minder” semacam itu. Solusi dari persoalan ini hanya satu, yakni perbanyak muroja’ah apapun yang terjadi, jangan pedulikan “momok” itu, kelak waktulah yang akan menjawab bahwa inilah buah dari kerja kerasmu dulu, nikmati kesuksesan di hari ini, hafalan lancar, hidup makmur, pikiran tenang, keluarga bahagia. Siapapun tahu bahwa hafalan itu berkembang secara abstrak, kelancarannya tidak bisa prediksi dan tidak matematis. Ibarat jalan berpasir, dia akan menjadi rata dan rapi, manakala sering diinjak dan dilewati. Dan ini butuh waktu lama, tidak mungkin diraih secara instan, bim salabim. Semoga tekad yang kuat dan motivasi yang membara mampu menghalau semua cobaan dan godaan di atas, amin. — di Ruang kedamaian.

Minggu, 29 Januari 2012

SURAT CINTA


Ponpes al asy’ariyyah, 26 april 2011

Ribuan kali aku menyatakan cinta padamu mengapa dia yang kau terima cintanya ?
Apakah tidak pantas aku mendampingi hidupmu ?
Tidak usah kau dijawab !
Cinta memang unik dan aneh, sulit untuk diterka apalagi dipaksakan. Sekarang aku Cuma mendengar kisahmu dengan dia, meskipun hati bergejolak ingin merampasmu darinya tetapi tidak bisa. Hanya memandangmu tersenyum bersama dia suatu hal yang mengasikkan buatku. Istilah lelaki berani memilih dan wanita berani menolak mungkin cocok untuk kisah ini menggambarkan dinamika cinta dimasa remaja. Dari SMA dulu, aku sudah berusaha menyatakan perasaan ini padamu, hingga kau mempunyai kekasih pertamamu, sabar, kau pindah ke kekasih keduamu, sabar lagi, sampai kapan kau akan menolakku ?
Semakin aku bersabar semakin kuat pula aku  akan menanti. Kau sudah banyak mematahkan hati para pecintamu, luar biasa. Sadarku, kini aku memang belum pantas menerimanya, sebab mencintai diriku sendiri saja aku belum mampu. Mengembaralah kau akan cinta didalam dunia kesendirianmu, akan kau dapati titik temu yang mungkin menyadarkan dirimu kalau aku benar mencitaimu. Mengingatmu buatku sama halnya mengingat kisah cinta suci idolaku, yakni rasulallah saw dan siti Khotijah. Tetapi aku bukan Beliau yang begitu mulianya, sedangkan siti Khotijah merupakan wanita yang mempunyai talenta suri tauladan seluruh dunia. Indah, beliau memilih Rasulallah saw dengan pertimbangan yang amat mengesankan, memilih akhlak pemuda yang baik, memancarkan cahaya cinta keseluruh dunia lewat aura ke-robaniah yang dimiliki Beliau saw.  Hingga meninggal dunia pun Rasulallah saw tetap mencitai dan merinduinya mengalahkan istri-istri setelahnya walaupun dari lahir, fisik melebihinya, tidak bisa membuat surut cinta Rasulallah saw padanya.
Aku hanyalah seorang pemuda pemimpi yang hanya bisa  berkhayal akan menikmati kisah tersebut, apalagi harus seperti kisah Sulaiman as. Yang menaklukkan ratu Bulgis dengan ilmu dan kerajaan yang megah karunia dari Tuhan itu, Jangan mimpi sayang ! saran dari seorang bijak, coba kau ambil cermin yang besar di kamarmu dan bercerminlah dirimu itu, pasti kau akan melihat petapa buruknya dirimu di depan cermin.  Okey lah, jika Tuhan meciptakan kamu sebaik-baiknya penciptaan melebihi makhluk ciptaan lainnya, namun dirimu sendiri yang merusaknya dengan akhlak tercelamu, bukan ! apologi apa yang akan kamu lontarkan untuk membela dirimu dari kalimat “kamu sudah mendzalimi dirimu.”,”sudah takdir !” jawabmu. Apalagi itu, takdirmu adalah menjadi khalifatul-ard (pimimpin dunia), cih ! apa benar itu ? memimpin diri sendiri saja sudah kewalahan apalagi menjadi khalifah dunia, mana bisa !? masalah wanita seperti dia saja bisa menggoyahkan dirimu dari jalan yang digariskan oleh Tuhan, masyaallah...
“wanita cantik sekali di multazam... Amal apa jika itu kurnia ? dosa apa jika itu coba ?” sajak Gus Mus menggambarkan kekagumannya pada seorang wanita. Didunia ini wanita merupakan delema alam yang luar biasa, bagaimana bisa ? kamu Tanya. Adam as. Saja meninggalkan surga beralih ke dunia salah satunya dengan sebab wanita (siti Hawa), Rasulallah saw menguatkan hati dalam dekapan Allah swt dan wanita (siti Khotijah), kekejaman fir’aun tunduk oleh wanita (siti Aisyiyah) hingga menjadikan Musa as selamat akan murkanya, Hittler pun sama tunduk pada wanita, Soekarno, Soeharto, dan banyak lagi contoh lainnya yang Allah swt memberi kemuliaan pada wanita hingga dalam al qur’an ada surat wanita (an Nisa’). Bagaimana dengan diriku yang manusia biasa yang tidak ada tingkatan bila dibandingkan dengan mereka para tokoh dunia.
Coba kita tilik dari asal usul kejadian lelaki dan wanita, yang pertama Tuhan menciptakan Adam as sebagai manusia pertama kali, tentunya bukan sebangsa kera seperti teori Darwin cs kemudian, baru siti Hawa yang dalam kisahnya diambil dari tulang rusuk Adam as sebagai teman hidup disurga (konon Adam as kesepian sendirian di surga sebelum diciptakan siti Hawa), akankah dia yang kau pilih itu adalah jelmaan dari tulang rusukmu yang hilang ? karena Tuhan menciptakan makhluk di alam semesta ini semua berpasangan, jelasnya, lelaki-wanita, langit-bumi, tampan-cantik, cinta-sanyang, aku-dia, kamu-dia, dia-dia, dan lain sebagainya, mengingatkan kita ketika belajar bahasa Indonesia pada bab “antonym=perlawanan kata”. Dan ada lagi, bagaimana jika berpoligami atau poliantri, apa tulang rusuk kita diambil lebih dari satu ? aghhh… masalah itu masuknya ke takdir jodoh dan kodrat iradat Allah swt karena, hanya dia lah yang mengetahui tentang hal tersebut.
Apa tugas dari masing-masingnya ? kalau dalam kitab suci al Qur’an ada yang menerangkan bahwa lelaki itu pemimpinnya. Dalam prakteknya masih juga ada yang bertolak belakang dari aturan diatas, hak asasi manusia (HAM) meminta semua sama, baik lelaki dan wanita punya hak yang sama di kaca mata dunia. Padahal dari bentuk dan fungsinya banyak perbedaan, bukan ? dari postur tubuh hingga pemanfaatannya. Itu masih diperbicangkan di public belum kelar juga, gender, waris, pekerjaan, augh ah, kalau Menurutku tugasnya itu adalah untuk menjadi pelengkap hidup dari masing-masing atau the life partner. Dalam tanda kutip, yang sesuai dengan tatanan norma agama dan norma kesusilaan dong.....dalam kurung, tidak semaunya sendiri. Exemple, ingin ini ingin itu dari yang bukan milik sah kita harus di-SAH-kan, barang yang illegal dalam hukum nasional kan tidak boleh digunakan, dalam pembahasan ini tentunya “GET MARIAGGED” dengan prosedur yang sesuai dengan kesepakatan agama dan Negara.
Kembali pada pada tema di atas, yang harus malu disini siapa ? sang uswatun khasana “Rasulallah saw” menasehati kita, kalau malu itu sebagian dari iman. Jadi, yang harus malu jelas semua yang mempunyai iman dihatinya, bukan iman sang munafik lho...oleh lisan-terukir dalam hati-dipertontonkan ke perbuatan, nah itu iman yang mukmin kemudian menuju ke shalehnya amal hidup. Suka ke wanita atau sebaliknya jika belum dilegalkan harus “MALU”, tetapi pacaran sudah biasa kok yang penting tidak neko-neko saja, kayak minta tangan-pipi-dada-... dalam kurung ZINA huruf capital plus blod/tebal. Kalo Cuma lihat, sms, telpon, ngasih kado, ngirim salam, ngrim doa, makan bareng, jalan bareng, belajar bareng, blab la bla yang serba B A R E N G bagaimana ???????? kalo itu Tanya pak Ustadz saja ya !!! sebab penulis juga pingin seperti itu Cuma belum ada kesempatan saja. Geeerrhh ummmm geleng kepala berucap masyaallah plus cek cek cek...

RINDU PADA WANITAKU



Biarlah rindu ini membusuk dalam ladang dada
Kalo sudah membusuk, akan diuraikan oleh bakteri dalam hati
Menjadi pupuk penyubur cinta
Diamlah seperti biasa, karena diammu cantik
Tapi jangan salahkan jika gelombang jiwa murka
Senyumlah seperti biasa, karena senyumu itu perhiasan takwa
Bahagia lah . . . . .sayangku. . . . .
Jangan hiraukan aku ! anggap saja aku ini debu, yang suka mengganggu pandangan matamu
Tetaplah semangat seperti biasa, meraih apa yang belum terselesaikan olehmu
Biarlah aku tetap seperti ini, karena ini adalah pilihanku
Sudah,

Kalibeber, 10 juni 2011

HARAPAN




KEBAHAGIAAN
adalah
perasaan yang nyaman didalam hati
karena mengenal PENCIPTA diri,
bisa mengabdi padaNya,
memujiNya,
dekat dengan para kekasihNya,
bisa menolong sesama makhlukNya


bagi kamu yang tidak bisa merasa BAHAGIA, jangan cemas ! Dia akan menuntun kita menujuNya
cinta, sayang, rindu, temu, mesra, sabar…
hanyalah jalan ato alat menuju padaNya
kalo masih ada lagi jalan yang belum aku tahu,
itu hak  Dia untuk menentukan itu semua.

DOA

untukMU, yang AGUNG.
Tuhanku…
Bentuklah aku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahan.
Dan, berani menghadapi diri sendiri saat dalam ketakutan. Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah aku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angan saja.
menjadi Seorang yang sadar bahwa mengenal Engkau dan diri sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Engkau yang maha Mulia.
jika dengan cerdas bisa membuatku lebih dekat dan cinta padaMU, aku mohon cerdaskanlah...
namun, jika kecerdasan bisa menjauhkan diri ini dariMU, maka jangan buat aku jadi cerdas.
Engkau yang maha Tahu.
Jika dengan Ummi sebagaimana Muhammad-Mu diciptakan bisa menjadikan kemuliaan di dunia dan akherat.
Mohon jadikan Dia sebagai cahaya dalam langkah-langkahku
Engkau maha dengar dan Engkau maha  bijaksana.
..........bimbing hamba ya Robb............