Minggu, 01 September 2013

PeDeKaTe 4 tahun lalu



PeDeKaTe

Selanjutnya, untuk melewati dia atau mendekatinya aku menggunakan Strategi sun tzu no 13, 
“Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya.”
Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan.
Perilakunya akan membongkar strateginya.
©      kita tidak tahu strategi lawan
©       serang lawan dengan kesan kejutan
©       pelajari reaksi lawan
©       lawan akan menunjukan strateginya pada perlawanan serangan kita
©        cari cela lawan
©        buat seindah mungkin serangan kita jangan sampai  terbaca oleh lawan.
Yang aku lakukan tidaklah seperti kisah cinta pada umumnya, dalam langkah-langkah di atas akan aku jelaskan lebih terperinci lagi di bawah ini.
 Langkah pertama, “kita tidak tahu strategi lawan” ( di sini dia yang aku maksud). Aku memang tidak paham akan gaya bertahan, gaya melawan, dan terutama visi misi hidupnya. Sehingga langkah pertama ini aku mencoba untuk mengetahui tentang dia secara spontanitas respon yang akan dia lakukan. Ternyata memang agak sulit, karena ketenangan jiwanya lumayan stabil sehingga aku harus melewati waktu satu setengah tahun untuk melakukan penyerangan ini. Yang aku lakukan adalah menyerangnya lewat public, dalam hal ini medianya teman kelas, teman kamar, dan keluarganya. Aku menunjukan pada public bahwa aku suka dengannya, melalui SMS, telpon, facebook. Mencoba membuat puisi untuknya meskipun tidak dibalas atau dianggap lebay, dari puisi klasik para pujangga kuno sampai lagu-lagu romantis dimodifikasi menyesuaikan keadaan, kemudian di up load ke dalam status facebookku. Menelpon, dalam hal ini masalahnya dia tidak mau mengangkat telpon dariku, kalopun diangkat yang bicara malah teman dekat saat bersamanya. Aku pun tidak surut dalam melakukan serangan itu, dan sasaran selanjutnya adalah calon kakak ipar. Mengakrabinya lewat telpon, yang ditanyakan tidak jauh dari info-info penting tentang dia yang aku butuhkan untuk mengetahui karakternya, teman kamarnya juga seperti itu. Sehingga lewat public ini lah dia menunjukan jati dirinya, dia mulai terpancing untuk mengikuti scenario yang kita harapkan.
Langkah kedua, “menyerang dengan kesan kejutan”, ini aku lakukan dengan kehati-hatian yang penuh ketegangan. “kalo memang kamu suka, buktikan !!!” isyaratnya yang disampaikan lewat mediator yaitu teman akrab tentunya. Seperti apakah itu ? aku tidak berani terang-terangan, sehingga aku melakukan serangan kejutan lewat perhatian kepadanya dari jauh, seperti mengerjakan tugas kampus bersama sambil sesekali mencuri pandang (meskipun masih canggung plus grogi antara dia dan aku), hadiah, salam, dll. Pernah dia sekali mengganti nomor ponselnya, dan setengah tahun aku tidak bisa menghubunginya. Dengan mendapatkan nomor barunya, lewat teman yang tidak disangka olehnya merupakan kejutan yang luar biasa, karena teman-teman yang biasa jadi partner aku jelas udah di kasih ultimatum untuk tidak boleh memberikan kepadaku. Pertama kali aku sms ke dia, pertanyaan “dari siapa aku mendapatkan ?” aku jawab, “dari teman fakultas Dakwa yang sekarang diganti fakultas Konsospol”. Dia akan menerawang siapakah gerangan dia ??? jelas, semakin terkejut dia dan semakin jengkel tentunya dengan adanya sekutu baru punyaku.
Langkah ketiga dan keempat mungkin cukup diwakili dengan penjelasan dari langkah kesatu dan kedua diatas. Okey, kita langsung langkah kelima, “cari cela lawan”. Cela yang ditunjukan dari dia sudah mulai banyak meskipun ini melalui penafsiran-penfsiran pribadiku, serangan lewat kesukaannya dan ideologi baru yang berlawanan dengan ideologinya merupakan strategi jitu yang bisa membuat dia sulit untuk menebaknya. Mengikuti jalan kesukaannya dan menyerang dengan ideologi baru lumayan cukup mengena, seperti dia suka coklat kita beri dia coklat, dia suka Habbib Syeich aku suka Kenduri Cinta, dia suka baca al-Quran aku suka baca komik, dia pendiam aku cerewet dikit. Itu semua untuk mengimbangi apa yang sudah menjadi idiom bahasa keilmuan dia dan aku, bisa dikata, biar tidak monoton pembahasannya.
Langkah keenam, “buat seindah mungkin serangan kita jangan sampai terbaca oleh lawan”, kata INDAH disini apa maksudnya ??? sebab kata indah relative, dari sudut mana penilaian itu dilakukan dan oleh siapa orang yang memberi penilaian ? jelasnya, penilaian ini dilihat dari sudut religi, psikolog, dan norma-norma yang dipakai dalam masyarakat social kita. indah menurut Religi, mungkin seperti kisah novel Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburahman Elzam, kisah klasik nabi Yusuf as dan Siti Yulaikhoh, nabi Suliman as dan ratu Bulgis yang tertuang dalam al-Qur’an al-Karim, nabi Muhammad saw dan Siti Khotijah dalam kisah hidup beliau saw yang diabadikan oleh umat Islam, dll. Untuk psikolog, Laila majnun dan qoits dalam kisah seribu satu malam, Romeo dan Juliet kisah yang bisa menjadi momentum Valentine, Rama dan Sinta kisah yang menjadi perang rahmayana, dll.


September, 01, 2013
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar