Kamis, 23 Februari 2017

“Arang Menikahi Berlian”



Siapa Berlian itu, apa bersaudara dengan Mustika dan Zamrud atau Yakut dan Mutiara? Bebatuan yang tertempa beberapa peristiwa alam, menjadikannya mengkilap, membuat mata terpana ketika melihatnya, harganya luar biasa. Arang adalah sisa-sisa dari kayu yang terbakar, yang apabila terkena api lagi ia akan menjadi abu. Kita jelas mafhum, tidaklah sekufu hubungan antara Arang dan Berlian, dipastikan sangat jauh bandingannya hingga mustahil setara. Padahal bentuk mereka berdua sama, timbangannya sama, dan kebetulan keduanya ditemukan dalam grobak sampah oleh seorang Alim Ulama yang hendak membuang sampah, limbah dapur keluarganya. Sang Alim Ulama ini melihat si Arang jatuh di sebelah si Berlian, letak mereka sangat dekat, berjarak dua jari yang sedang ber-pose selayaknya orang mengatakan peace pada yang melihatnya. Di situlah mereka berdua jatuh cinta dan ditemukan oleh Sang Alim Ulama, dan membuat heran perbuatan kedua makhluk itu, belum pernah terbayangkan olehnya pada waktu itu bisa mendapat pengetahuan tentang kisah kasih Arang dan Berlian dalam hidupnya.
Dilihat dari tiga kategori, bibit-bebet- bobot-nya jelas si Arang mendapat keberutungan akan kejadian tersebut. Sedangkan si Berlian tidaklah merasa mempermasalahkan hubungan itu, karena ia wanita yang sholehah. Untuk pandangan umum, Arang, jelas lelaki yang akan membuat kehidupan Berlian tidak  seindah kedudukannya yang tercipta dalam keindahan. Jika cuaca alam ini mendampingi mereka berdua, sudah dipastikan Arang tidaklah bertahan lama melawan panas dan hujan musim kehidupan. Cantiknya, hartanya, keturunannya, dan agamanya si Berlian sungguh jauh dibanding si Arang, tetapi cinta membutakan mata mereka berdua. Sungguh, Sag Alim Ulama ini tidak tahu ‘amal’ apa yang telah diperbuat si Arang sehingga ia memperoleh cinta Berlian. Padahal beliau mempunyai Zamrud, seorang anak semata wayang yang masih melajang dan terpelajar, dan ada sedikit terbesit dalam hatinya untuk menikahkan anaknya daripada si Arang itu. Apalah daya, “nikmat adalah cobaan, musibah juga cobaan, semoga bukan laknat” mungkin masih bisa dipertimbangkan.
Setelah dibawa kerumah Sang Alim Ulama, mereka berdua bercengkrama selayaknya saling memahami antara satu sama lain dengan si empunya rumah. Pemuda tampan dan berwibawa membawakan minuman dan hidangan ke ruang tamu atas perintah ayahnya untuk tamu mereka. Kemudian ayahnya memperkenalkan tamunya pada anaknya, dan memperintahkan untuk ikut nimbrung dengan mereka, karena usia mereka tidak jauh beda. Seakrab mungkin mereka bertukar pengalaman seperti layaknya keluarga sendiri, hingga tidak sengaja si Arang menanyakan calon pendampingnya Zamrud. Ia pun menjawab dengan tidak meninggalkan gaya khas canda pemuda, “carikan dong! haha” sambil tertawa melepas penat di kepala jika ditanya masalah privasi. “oh iya, kalian sudah bekerja belum?” balik Zamrud menggoda pemuda pemudi yang sedang dimabuk cinta. Berlian tersenyum, Arang menjawab dengan gaya gentle, jelas ia sedang melakukan manuver kejantanan di zona kehormatan seorang lelaki, “belum, dan akan segera. Insyaallah.”. “haha, santai di perusahaan ku masih membutuhkan tambahan karyawan untuk laki-laki semangat”. “untuk Berlian, aku ada kenalan cewek, Kumala namanya, yang mungkin bisa membantu, besok kalo senggang bisa main ke kantornya. Bilang saja, temannya Zamrud! Pasti ia paham.”, dengan gaya santainya yang cool menghantarkan pencerahan pada kekalutan hati kami yang tersembunyi. 28 11 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar