Jumat, 01 Februari 2013

Nikahi Perawan



aku akan menikahimu setelah engkau sudah siap menjadi janda dan atau sudi menjadikanku duda. itulah cinta di dunia. dan aku tegaskan, pria (suami) bukan lah seorang dewa yang harus engkau puja melebihi Tuhan. PHP, bukan "pemberi harapan palsu" namun "pria harus pintar" dan atau "perempuan harus pandai". menikah bukan untuk ajang coba-coba, apalagi kalau hanya untuk mengetes engkau perawan atau bukan perawan kemudian menjadikannya sebagai alasan untuk bercerai.

seorang Gus Miek (KH Hamim Tohari Djazuli) saja, berani menikahi - menggauli atau mengakrabi dalam konteks menghormati mereka sebagai makhluk Allah - pelacur dan tidak mempermasalahkan sampai segitunya. Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada”jawab Gus miek. dalam hal ini, pihak wanita boleh beranggapan yang sama kepada pria.

"aku bukan beliau, bung...belum tingkatannya." "ah. kau ini, jangan-jangan kau tidak mau mengakui kalau dirimu itu adalah hewan buas yang mafhumnya bahwa wanita itu adalah tempat mengumbar nafsu, begitu !?" "sebentar...anda mafhum gak, bung, tentang perzinaan ? ia tidak perawan lho....itu bukti kalau ia adalah pezina." "apa anda pernah melihat ia melakukan zina ? mana buktinya ? mana saksinya ?" "sok suci kau, bung !"

'perawan itu apa ?'

perawan dalam artian kongkret dan perawan dalam arti abstrak. kita tahu bahwa wanita itu tidak hanya wujud tubuh saja, namun juga mempunyai akal, yang membedakan ia dengan hewan. kemurnian wanita. kata temanku, perawan itu dari kata pra- dan -wan (pra = sebelum; wan = wanita, berarti sebelum menjadi sebenar-benarnya wanita). mungkin kongkretnya ia perawan - menurut dokter atau pengertian yang sudah-sudah tentang virginitas (dalam hal ini masih bisa disangkal dengan ke-modern-an di dunia kedokteran) - akan tetapi keperawanan akal, belum tentu !? "dalam hukum itu hanya melihat yang kongkret, bung !" "iya...benar...dalam hal ini mungkin aku salah, maaf." "jangan terlalu memaksakan...anda itu baru tahu dan terlalu labil untuk masalah ini." "makasih atas nasehatnya, pak"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar